Langsung ke konten utama

Perkembangan Emosi Remaja


A.      Keadaan emosi masa remaja
Pada masa remaja keadaan emosi dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” , badai tekanan adalah masa dimana ketegangan emosi meninggi dikarenakan perubahan fisik dan kelenjar pada remaja. Pertumbuhan pada tahun awal berjalan meskipun berjalan sedikit lambat, pertumbuhan ini bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber.
Penjelasan ini diperoleh dari kondisi social yang mengelilingi remaja masa kini. Meningginya emosi mereka bisa dikarenakan mereka berada dibawah tekanan social dan menghadapi keadaan baru dan mereka tidak mempersiapkan hal itu pada masa kanak-kanak.
Menurut Harlock tidak semua remaja mengalami periode ini, tetapi memang betul sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan social yang baru. Misalnya kita ambil satu contoh, dalam kasus percintaan adalah masa yang cukup complicated pada masa ini. Jika kisah cinta yang mereka hadapi sesuai keinginan hati mereka maka akan bahagia, tetapi jika tidak maka mereka akan sedih. Menjelang akhir masa sekolah, mereka juga akan mulai mengkhatirkan masa depan mereka.
1.       Pola emosi pada masa remaja
Pola emosi pada masa ini sama dengan masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, terutama pada pengendalian terhadap ungkapan emosi mereka. Misalnya, perlakuan sebagai anak kecil atau perlakuan secara tidak adil akan membuat remaja sangat marah. Mereka sudah tidak mengungkapkan kemarahan dengan meledak-ledak tetapi mereka akan mengungkapkan kemarahan mereka dengan cara menggerutu, tidak mau berbicara, atau mengkritik orang dengan suara yang keras yang menyebabkan amarah pada orang lain. Tidak hanya itu mereka juga memiliki rasa iri yang besar terhadap orang yang memiliki benda banyak dibanding mereka. Merka sudah tidak mengeluh dan menyesali diri sendiri seperti yang dilakukan anak-anak. Beberapa dari mereka juga sudah mulai melakukan kerja sambilan untuk menambah uang jajan merkea.
2.       Kematangan emosi
Anak dikatakan sudah mencapai kematangan emosi jika pada masa akhir masa remaja tidak meledakan emosinya dihadapan orang lain dan menunggu waktu yang tepat untuk meluapkan emosinya dengan cara yang lebih bisa diterima. Ciri kematangan emosi lainnya adalah ketika individu menilai secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, sudah tidak lagi berperilaku seperti anak yang melakukan seusuatu, cenderung tidak difikirkan secara kritis.
Dengan demikian remaja mengabaikan rangsangan yang dapat menyulut emosi mereka. Remaja yang emosinya sudah matang mereka akan memberikan reaksi yang stabil atau dalam kata lain tidak berubah-ubah dari satu emosi ke emosi lainnya seperti dalam periode sebelumnya.
Remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosioanl, caranya dengan menceritakan berbagai masalah kehidupannya kepada oranglain. Keterbukaan, perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi oleh rasa aman dalam berhuubungan social dan sebagian dipengaruhi oleh tingkat kesukaanya pada orang sasaran (orang yang mau mengutarakan berbagai kesulitannya) dan oleh penerimaan orang sasaran itu terhadap cerita yang ia sampaikan,

Remaja juga bisa melatih kematangan emosi dengan menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya. Mereka dapat melakukan latihan fisik yang berat, tertawa keras bersama teman-tema atau bahkan menangis (tetapi akan lebih positif jika tertawa saja), bermain atau bekerja.
Mungkin itu saja yang bisa disampaikan diartikel ini, terimakasih sudah membaca. NI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYO SEHAT DI MUSIM WABAH COVID19 DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI!

   Nubdati Ikromah Halo!  Bagaimana kabar kalian? Bagaimana masa karantina? Apakah menyenangkan? Aku harap kita semua selalu diberikan kesehatan dan pemikiran yang selalu positif. Lama sekali aku tidak membahas sesuatu di instagramku dan untuk kali ini aku pengen membahas melalui blog karena ini akan sedikit panjang dari biasanya. Oke aku gabakal bahas tentang corona disini, yaa aku tau banget pasti kalian udah jenuh. Hayu cuss aja langsung! Bahasan ini mengenai pentingnya menjaga kesehatan fisik dan psikis atau yang sering kita sebut mental untuk menghadapi wabah ini. Kenapa harus keduanya? Jadi manusia itu adalah makhluk yang holistic menurut teori holism . Teori ini mengemukakan bahwa manusia adalah kesatuan dari dua elemen yang ada, yaitu jiwa dan badan, kita bisa memaknai jiwa sebagai mental dan badan sebagai fisik yang nampak, keduanya saling berkaitan, kalo badan kamu sakit bisa jadi mental kamu ikut sakit. Jadi intinya manusia itu harus sehat mental dan se...